13 Januari 2009

In Memoriam Hidayat Nataatmadja (1932-2009)

Berikut adalah sejumlah pesan yang saya terima dari sahabat, kolega, dan murid beliau, sesaat setelah kabar duka tersebar.

Prof. Sri-Edi Swasono, Guru Besar FE-UI
"Ikut berduka cita sedalam-dalamnya atas berpulangnya ke Rahmatullah saudaraku Hidayat Nataatmadja, semoga Allah menerimanya."

Prof. Bustanul Arifin, Guru Besar Ekonomi Pertanian Unila
"Inalillah, saya ikut berduka. Ekonomi Indonesia telah kehilangan seorang pejuangnya."

Prof. Komarudin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
"Yakin dan berdoa, almarhum telah mudik duluan ke kampung Ilahi yang jauh lebih indah, damai, dan membahagiakan. Saya yakin banyak warisan amal jariyah berupa ilmu dan amalnya."

Prof. Mahmud Thoha, Kepala Pusat Penelitian Ekonomi LIPI
"Semoga beliau dimasukan ke dalam Jannatun Na'im. Amien."

Dr. Daniel Dhakidae, cendekiawan, mantan Kepala Litbang Kompas
"Semoga dia beristirahat dalam damai."

Gunawan Wiradi, cendekiawan, ahli agraria
"Ikut berduka cita atas berpulangnya Dr. Hidayat Nataatmadja. Semoga Allah SWT memberikan tempat yang terbaik baginya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan. Amien."

Ichsanuddin Noorsy, anggota Tim Ahli Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM
"Ikut duka cita. Semoga amal baik dan ilmu yang ditinggalkan menjadikan almarhum berada di tempat yang baik."

Charis Zubair, Dosen Fakultas Filsafat UGM
"Semoga husnul hotimah. Amalnya diganjar berlipat ganda, dosanya diampuni Allah SWT. Amien."

Dan lain-lain. (TN)

6 komentar:

  1. Innalillahi wa Inna Ilaihi Roji un,

    Kepergian mu, Pak Dr Ir Muhammad Hidayat Nataatmaja, merupakan akhir tugasmu, secara pribadi didunia ini.

    Tentunya tugasmu secara amanat, belum selesai, bahkan baru dimulai, disebabkan rekan2mu ataupun juga musuh2mu, baru akan merasakan KEBERADAANMU,pada saat kau telah TIADA, mungkin sikap dan situasi seperti inilah yang menjadi tabiat manusia umumnya.

    Dari itu, memang rasanya saat mendengar berita kepergianmu, kalau tidak salah pk 15.00 WIB ?! masih di 15 Muharram 1430 H, di usiamu ke 76 tahun, 7 ditambahkan 6 menjadi 13, tepat di tgl 13 Januari 2009, kau dilahirkan tertanggal 15 September 1932, bisa jadi saja sesungguhnya Alloh merencanakan dirimu sebagai MUJTAHID diabad 15 H atau orang ke 15, diawal abad 21 M, walaupun saat engkau hidup didunia TIDAK SATUPUN orang menganggapmu sebagai Mujtahid yang di elu2kan umat manusia sedunia modern ini terutama kaum Muslimin yang meyakini abad 15 hijriah adalah abad Kebangkitan umat Islam, walaupun telah bermunculan disana sini "mujtahid2" yang tidak myakinkan ?!

    Hanya Alloh Yang Maha Tahu, namun setidak2nya apa yang engkau sajikan selama hidupmu di muka bumi ini memang merupakan tatangan tersendiri bagi seorang INNOVAtor, atau seorang MUJtAhid, mungkin polemik ini akan terus bergulir, hingga kita semua selaku kaum cendikiawan Muslim SAMPAI KECAPEAN mencari siapa, siapa dan siapa Mujtahid yang harusnya kita ikuti, eh nggak taunya Alloh menetapakan, ngak hebat2, cuma seorang bangsa MELAYU, tinggal dipedesaan SERANG, BANTEN, warga negara INDONESIA pula, bukan seorang keturunan Arab, didikan PESAN-trend, ataupun, seorang ustaz ??!

    Semoga pengorbanan beliau, paling tidak,minimal, dapat membanggakan kembali kita sebagai JATIDIRI bangsa Indonesia yang dapat sekaliber bangsa2 lainnya
    didunia.

    SELAMAT JALAN GURUKU, MURIDKU, BAPAKKU, ANAKKU, KAKAKU, ADIKKU, kau banyak MENINGGALkan bahan2 untuk kami jadikan engkau sebagai, guru, bapak, kakak, maupun PENA-SEHAT kami.

    Tentunya para generasi muda, juga mereka2 yang terlanjur menjadi TERORRIS, tidak akan lagi kebingungan menjadi teroris ( "Mujahid") yunior, karena dulu tidak tahu apa yang akan diperjuangkan, kini sudah ada Mujtahidnya (pembaharu), tinggal menunggu Mujahid2nya (yang memperjuangkan).

    Salamun Qoulan Mirrobbir Rohim.

    Ir. HARAPAN Radja Igamo, POS 21 group

    BalasHapus
  2. elok sekali jika kita bisa berkenalan. saya sedang mengumpulkan orang-orang yang pernah membaca karya pak hidayat. mari membentuk kekerabatan epistemik. salam.

    BalasHapus
  3. Inna lillahi wa inna ilaihi roojiun... Saya turut berduka atas kepergian beliau. Saya mulai mengenalnya pada tanggal 15 Januari 1991... Pada saat itu saya memperoleh pelajaran alam yang mudah dipahami dan matematis, sehingga saya sendiri menjadi terbiasa dengan model pemikiran matematis yang dikembangkan beliau... Akhirnya saya mampu mempelajari rasionalitas dari sesuatu yang dianggap ghaib.

    BalasHapus
  4. Gunawan Sujanmadi ,Dir. Banyumas Civic Center, merasa kehilangan seorang Pemikir yang genius nan genuine sang Pemberani. Insya Allah Pemikiran Alm. Hidayat Nataatmaja. menjadi Amal shaleh yang bermanfaat bagi peradaban manusia ahir jaman yang sering menjadikan ilmu sebagai knowledge saja tanpa merasa wajib menjadikan nya " Ngelmu " amalillah.

    BalasHapus
  5. saya pernah hadiri ceramah beliau di Cilosari 17, pemikiran dan gagasannya menakjubkan, rasional,suaranya ringan, kering dan bahasa yang disampaikan enak didengar, stlah bekerja saya mmbeli dua buku beliau Karsa menegakan ,,.. dan Krisis global,...Semoga Beliau Mendapat tempat terbaik disisiNya..Alfatihah.... Amin..

    BalasHapus
  6. Sewaktu saya jadi mahasiswa S1 tahun 1980 saya baca buku buku beliau karsa dalam menegakan jiwa agama dst.eh saya baca dua kali semalam nggak tidur. Kok betah semakin saya baca ulang semakin menentramkan hati..nggak terasa ngantuk. semoga beliau menjadi hamba yang ALLAH cintai.Aamiin.

    BalasHapus